Spiga

Ronaldo, Impian Baru Aktor Lama

Akhir-akhir ini Ronaldo menunjukan gelagat yang nyaris mirip dengan saat dia akan pergi dari klub yang pernah diperkuatnya. Pertama-tama dia mengeluhkan soal cideranya, juga ketidak mampuan dokter-dokter Italia :berdialog” dengan otot-ototnya yang cidera.

Namun kemudian, dia tetap pergi ke Tokyo untuk final Piala Dunia Antatklub bersama Milan, sebagaim turis. Dengan kamera video di tangannya, Ronaldo seperti wisatawan yang mengabadikan setiap momen di lapangan di Yokohama. Namun Presiden Silvio berlusconi, sangat mendukungnya.

Semua orangt bisa salah, termasuk Berlusconi. Semoga saja ucapannya menjadi kenyataan di paruh kedua kompetisi. Sejak belia, Ronaldo muncul seperti Pele namun dengan kekuatan tiga kali lipat. Dia masuk sejarah sepak bola dunia berkat aksinya yang egitu memukau. Tak ada orang yang memiliki otot sekuat dirinya plus bakat sehebat itu.

Jika memaksa pensiun pada tahun 2020, Ronaldo tampaknya punya masa depan cerah sebagai seorang aktor. Tak ada yang bisa berakting sehebat dia. Setelah menandatangani kontrak, dia memiliki seni dalam mengungkapkan perasaan bahagianya.

Dia menikmati hidup, bercengkrama dengan keluarga, mencintai presiden klub seperti ayah kedua, menemukan klub paling profesional si detiap sektor. Bahkan ucapan selamat tinggalnya juga berseni.

Mereka yang ada di masa lalu, tahu bagaimana ini akan berakhir. Tahun 2002, Ronaldo berpaling meninggalkan Massimo Moratti (presiden Inter) begitu saja. Dia melupakan “Papa Nerazzurro” yang memuja, memperhatikan, dan membayarnya.

Ronaldo bisa melaksanakan apa saja, real Madrid juga pernah merasakan sensasi serupa dan kini giliran Adriano Galliani dan Berlusconi. Nyatanya mimpi hanya bertahan satu tahun, bahkan kurang.

Galliani temanku, semua orang berhak memilih jalan hidupnya. Ronaldo memang begitu, dimana pun dia berada.

CANDINO CANNAVO

0 komentar: